January 18, 2025

Tentang Sedetik

PENGGERAK

tepi

Steve Taroreh 
Kebijakan & Pemerintahan

Rivo

Rivo Wakulu
Penelitian & Pengembangan

WhatsApp Image 2024-10-07 at 01.33.55

Filo Karundeng 
Media & Advokasi

Hotmas

Hotmas Sinaga  Kesetaraan Gender

Leon]

Leon Wilar 
Demokrasi

WhatsApp Image 2024-10-07 at 02.51.10

Okta Masengi
Arsiparis

Screenshot 2024-10-14 215652

Gerard Tiwow
Pemberdayaan Masyarakat Adat

Screenshot 2024-10-25 215544

Pregina Parasan
Keuangan

Tentang Sedetik

Sekolah Demokrasi Trisakti disingkat ‘Sedetik’ adalah organisasi yang didirikan oleh kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Tomohon yang didedikasikan untuk upaya menjaga Demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), dan Masyarakat Adat (MA).

Sedetik lahir kerena sejumlah persoalan yang begitu kompleks di negara ini. Kondisi negara yang sampai saat ini masih tetap menciptakan ruang anti demokrasi, anti gerakan, dan sengaja menciptakan politik kekerasan serta membuka ruang bagi militerisme membuat rakyat apatis dan frustasi. Disisi penegakan Hukum dan HAM, kondisi perubahan terasa mengalami kemandekan. Sirkulasi kekuasaan yang mandek, mengakibatkan arogansi sejumlah elit dalam membuat berbagai aturan dan keputusan yang tidak berpihak pada rakyat. Hausnya kekuasaan akan berdampak pada generasi penerus bangsa. Akibatnya, sejumlah elit menghalalkan semua cara demi mendapatkan kekuasaan. 

Sedetik percaya bahwa masyarakat demokratis akan memungkinkan kemajuan dan saling pengertian, menjunjung tinggi kehormatan, dan mengakui keberagaman. Namun, faktanya diskriminasi dan intoleransi masih ada dan bahkan mengarah pada kekerasan. Oleh karena itu, Sedetik berupaya untuk menciptakan ruang belajar bersama untuk memperkuat penghormatan terhadap keragaman dan hak asasi manusia melalui partisipasi yang lebih luas harus dilakukan untuk memajukan demokrasi dan perdamaian.

Dengan persoalan yang sangat kompleks di negara ini, Sedetik berupaya untuk mengedukasi agar masyarakat memiliki kesadaran dan daya kritis melihat persoalan yang terjadi saat ini. Sehingga gagasan Trisakti Bung Karno dalam pidato peringatan 17 Agustus 1964, untuk pertama kalinya Presiden Soekarno menyampaikan tentang Tri Sakti, yaitu : Berdaulat dalam politik, Berdikari dalam bidang ekonomi, dan Berkepribadian dalam berkebudayaan. Menjadi role model dalam menjalankan kerja-kerja organisasi. 

Gagasan Bung Karno ini, dipicu karena pengalaman kolonialisme di Indonesia yang berdampak pada rusaknya mental bangsa, sistem perekonomian yang tergantung pada pasokan asing, serta mental terjajah yang menggerus budaya bangsa sehingga melupakan semangat gotong royong yang menjadi modal sosial dalam meneguhkan solidaritas politik maupun ekonomi Indonesia. Singkatnya, Trisakti mengajarkan tiga prinsip untuk membangkitkan mental serta kesadaran rakyat untuk terus berjuang serta berpikir untuk daulatnya Demokrasi saat ini. 

Trisakti adalah senjata paling ampuh mewujudkan Demokrasi di Indonesia seperti yang kita cita-citakan serta menjawab berbagai persoalan. Sedetik melibatkan pemuda sebagai agent perubahan. Revolusi Mental harus bisa digaungkan, perubahan cara berpikir, cara bersikap, dan cara bertindak serta menanamkan tiga gagasan Trisakti kepada generasi penentu masa depan bangsa. Kontekstualisasi Machtvorming dan Machtsaanwending (Pembentukan Kekuatan dan Penerapan Kekuatan) mempersiakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai sehingga dapat membangun kesadaran kolektif dan gerakan sosial untuk generasi muda jadi bagian cara Sedetik untuk menerapkannya.

Yakin belum terlambat, Sedetik merupakan waktu sangat berharga, untuk bisa saling berbagi pengetahuan dan pengalaman khususnya untuk pemuda sebagai generasi penerus bangsa. Sedetik berupaya membangkitkan kesadaran pemuda untuk tetap berpikir kritis, untuk menjaga demokrasi agar bisa berjalan dengan baik, serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sosial. Bahkan, Sedetik mempromosikan penciptaan kondisi yang akan menyebabkan sistem politik yang terbuka berdasarkan penghormatan terhadap keberagaman, pembelaan hak asasi manusia, dan penghapusan intoleransi serta menjunjung tinggi demokrasi. 

Karena itu, dalam berbagai kesempatan, Sedetik akan menjadi ruang belajar bersama untuk terus berupaya mengedukasi. Melalui edukasi dan berbagai aktivitas positif sehingga on track dan kelak menghasilkan generasi yang membawa Indonesia jauh lebih baik. 

  1. Berdaulat secara Politik: Aktif dalam proses politik untuk melindungi kepentingan daerahnya. Mencakup keterlibatan dalam pembuatan kebijakan yang memengaruhi daerah, serta memastikan partisipasi yang adil dalam sistem politik baik di tingkat lokal maupun nasional.
  2. Berdikari secara Ekonomi: Mengembangkan perekonomian dengan memanfaatkan potensi lokal, seperti pertanian, perikanan. Kemandirian ekonomi berarti mengurangi ketergantungan pada sumber daya dari luar daerah dan meningkatkan daya saing ekonomi lokal.
  3. Berkebudayaan: Menjaga pengetahuan dan nilai-nilai lokalitas, memiliki kekayaan budaya yang unik, termasuk bahasa, adat, dan seni. Melestarikan dan mengembangkan serta menjaga kebudayaan lokal adalah kunci untuk mempertahankan identitas daerah sambil menghadapi pengaruh globalisasi

Dalam konteks ini, setiap aspek dari Trisakti harus saling mendukung untuk membangun dan mempertahankan kekuatan serta kemandirian. Prinsip-prinsip ini tidak berdiri sendiri, melainkan saling terkait dan saling memperkuat satu sama lain.

WhatsApp Image 2024-10-07 at 01.19.13
WhatsApp Image 2024-10-07 at 01.19.15 (1)
WhatsApp Image 2024-10-07 at 01.19.16 (1)
WhatsApp Image 2024-10-07 at 01.19.16
WhatsApp Image 2024-10-07 at 01.19.17
WhatsApp Image 2024-10-07 at 01.19.17 (1)
WhatsApp Image 2024-10-07 at 01.19.18
WhatsApp Image 2024-10-07 at 01.19.17 (2)